Friday, June 6, 2008

Apa yang Seharusnya Dilakukan setelah Akad Nikah?



Berikut ini adalah beberapa adab yang dilakukan oleh pasangan yang baru saja melakukan akad nikah sesuai dengan tuntunan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Pembahasan ini kami nukilkan dari Kitab Adabuz Zifaf karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah halaman 19 sampai 26 (e-books dari www.albany.net).



Sebenarnya ada belasan pembahasan, namun karena yang saya butuhkan sekarang adalah empat bagian awal, maka sisanya akan saya terjemahkan di lain waktu.

Empat adab tersebut adalah:

1. Lemah-lembut terhadap Istri

Dalil dalam permasalahan ini adalah hadits tentang pernikahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah.

Di dalam hadits tersebut dikisahkan bahwa setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyunting ‘Aisah radhiyallahu ‘anha, beliau mendapat suguhan segelas susu. Beliau pun minum susu tersebut dan lalu menyuguhkannya pula kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.

2. Meletakkan Tangan di atas Kepala Istri kemudian Mendoakannya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuntunkan kepada para suami, ketika mereka menikahi seorang wanita, hendaklah mereka memegang ubun-ubunnya, membaca basmalah, mendoakan keberkahan dan membaca,

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ ، وَأَعُوْذَ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

ALLAHUMMA INNI AS’ALUKA MIN KHAIRIHA WA KHAIRI MA JABALTAHA ‘ALAIHI. WA A’UDZUBIKA MIN SYARRIHA WA SYARRI MA JABALTAHA ‘ALAIHI

Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadamu kebaikan dirinya dan kebaikan yang engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepadamu dari kejelekannya dan kejelekan yang engkau tetapkan atas dirinya”

3. Melakukan Shalat Sunnah Dua Rakaat

Ini merupakan petunjuk salaf sebagaimana yang terdapat dalam riwayat Abu Said, maula Abu Usaid. Para sahabat mengajarkan,

إِذَا دَخَلَ عَلَيْكَ أَهْلُكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ ، ثُمْ سَلِّ اللهَ مِنْ خَيْرِ مَا دَخَلَ عَلَيْكَ ، وَتَعَوُّذْ بِهِ مِنْ شَرِّهِ ، ثُمَّ شَأنُكَ وَشَأْنُ أَهْلِكَ
“Jika istrimu menghampirimu, maka shalatlah dua rakaat. Kemudian mintalah kepada Allah kebaikan apa yang datang kepadamu, dan mintalah perlindungan kepada Allah dari kejelakannya. Kemudian terserah kepadamu dan istrimu.” (HR. Abu Bakr bin Abi Syaibah, sanadnya shahih sampai kepada Abu Sa’id).

Abdullah bin Mas’ud pernah mengatakan kepada seseorang yang baru menikah,

فَإِذَا أَتَتْكَ فَأَمَرَهَا أَنْ تُصَلِّيَ وَرَاءَكَ رَكْعَتَيْنِ

“Kalau istrimu datang menghampirimu, maka perintahkanlah dia shalat dua rakaat di belakangmu”(HR. Abu Bakr bin Abi Syaibah)

4. Membaca doa sebelum melakukan hubungan seks

Dianjurkan sekali untuk membaca doa sebelum dia mendatangi istrinya,

بِسْمِ اللهِ ، اَللَّهُمَّ جَنِبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِبِ الشَّيْطاَنَ مَا رَزَقْتَنَا

Bismillah. Allahumma janibnasy syaithaan wa janibisy syaithan ma razaqtana.

Artinya, “Bismillah, ya Allah, jauhkan syaithan dari kami, dan jauhkan syaithan dari apa yang engkau anugerahkan kepada kami.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang doa ini, “Apabila Allah menakdirkan keduanya untuk mendapatkan anak, maka anak itu tidak akan mendapatkan kemudharatan dari syaithan selamanya.” (HR. Al-Bukhari dan Ashabussunan kecuali An-Nasa’i).

Inilah empat point awal yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Adabuz Zifaf. Point-point selanjutnya adalah tentang perkara jima’ (hubungan seks) dan soal bersuci yang insya Allah saya sampaikan di kemudian hari. Wallahu a’lam bisshawab.

Sumber: WIRAMANDIRI

Monday, March 3, 2008

Sinai Oh Sinai.



Sudah sekian lamanya ana tidak menyibukkan diri dengan blog ni. Habis sahaja imtihan fasal dua ana dan suami sibuk membantu Ustaz Along menguruskan travel. Memasak ajela yang ana mampu, nak tolong drive kereta bawa tetamu berjalan takde lesen pulak. Selesai urusan dua trip tetamu dari Malaysia, kena pulak jadi musyrifah adik-adik Selangor ke Sinai. Maklumlah madam-madam lain ada yang sibuk melayan kerenah anak-anak, yang sarat mengandung dan seumpamanya. Ada pula HEWI PMRAM yang bertambah sibuk akhir-akhir ni dengan pelbagai urusan. Semuanya untuk memberikan yang terbaik untuk ahli-ahli PMRAM. Syabas ana ucapkan. Balik dari Sinai ada Hari Keluarga Selangor pulak.. Huh...penat..penat.. tapi tak pelah kerana adik-adik, ana gagahkan jugak la walaupun boleh dikatakan tiap-tiap malam kena gi ziarah asrama. Benarlah sabda nabi Muhammad SAW :" لا يؤمن احدكم حتى يحب اخيه ما يحب لنفسه "



Semasa di Sinai alhamdulillah segalanya berjalan dengan lancar. Walaupun pada awalnya terdapat sedikit kesulitan pada kami (ape erk yang sulitnya???fikir-fikirkan). Sepanjang perjalanan pengharapan sepenuhnya ana sandarkan pada Allah SWT. DIA lah Tuhan sekelian alam yang memahami jiwa hamba-hambaNya. Ana insan yang lemah lagi kerdil ini sentiasa memerlukan petunjuk dan bimbingan. Risau di hati Allah sahajalah yang tahu. Bahaya fitnah yang ana takutkan.

Seperti biasa tempat-tempat yang dilawati seperti Uyun Musa, Noktah Hasinah, 12 mata air, Jabal Musa, St . Catherine dan lain-lain. Ini adalah kali kedua ana pergi bersama suami. Hakikatnya rasa tidak cukup sekali untuk menziarahi tempat-tempat bersejarah ini. Banyak pengajaran kita dapat ambil. Antaranya di Noktah Hasinah merupakan kubu Israel pada peperangan Israel-Mesir pada tahun 1963. Kubu yang pada awalnya tidak dapat dikesan oleh kerajaan Mesir. Tetapi atas petunjuk yang Allah berikan kepada ulama Mesir pada waktu itu melalui mimpi akhirnya terjawab juga segala persoalan. Kubu bawah tanah yang dibina dengan besi-besi dan batu-batu yang menggagalkan sebarang jenis bom untuk memusnahkannya.



Tempat lain yang sempat ana lawati ialah St. Catherine. St. Catherine merupakan gereja tertua di dunia. Di dalamnya terdapat tempat mandi nabi Musa, pokok tergantung dan tempat dikebumikan seorang rahib wanita yang bernama Katherina. Mengikut kepada sejarah Katherina merupakan seorang pengikut nabi Musa yang beriman dengan Allah dan kenabian Nabi Musa. Beliau merupakan seorang wanita yang solehah. Walau bagaimanapun kisah mengenainya telah diselewengkan pihak Kristian dan Yahudi selepas kematian beliau. Orang-orang Kristian menyangkal keimanan Katherina terhadap Allah dan nabi Musa. Sebaliknya mengatakan Katherina menganut agama Kristian. Dakwaan ini juga turut disokong oleh orang-orang Yahudi.

(bersambung.... :p )